Senin, 03 Oktober 2011

Kecerdasan Seorang Remaja


Jika anda masih remaja, atau anda adalah orang tua dari anak-anak remaja, mungkin anda bingung mengapa anak remaja memiliki perilaku yang meledak-ledak. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa anda tidak perlu bingung mengapa anda begini dan begitu. Ternyata ketika anak masuk usia remaja, terjadi perubahan dalam otak mereka, karena itu perilaku mereka juga demikian. Ada perubahan yang besar.


Para dokter dan peneliti dari UCLA mempelajari ratusan anak-anak dengan melakukan scaning otak mereka setiap tahun dari umur 5-20 tahun. Selama lima belas tahun tersebut, para ahli meneliti dan mencatat dengan detail perubahan yang terjadi pada otak mereka. Dalam penelitian itu menunjukkan bahwa otak manusia belum berkembang dewasa dan matang sampai mereka tiba di usia remaja. Bagian otak yang berkembang terakhir pada seseorang adalah bagian otak yang berhubungan dengan pengambilan keputusan dan yang mengendalikan dorongan-dorongan hati dan pikiran. Kalau pada usia 0-6 tahun yang terjadi adalah pertumbuhan fisik yang luar biasa pada otak, dimana volume otak mencapai pertumbuhan sampai 80% pada 6-8 tahun pertama, demikian juga mengenai pola-pola emosi dan kecerdasan. Maka pada masa remaja pertumbuhan otak khususnya terjadi pada pola-pola dan fungsi-fungsi pengambilan keputusan dan fungsi-fungsi yang mengendalikan dorongan hati dan pikiran.

Area otak yang berhubungan dengan perkara-perkara yang emosional belum berkembang ketika masih anak-anak, tapi mulai berkembang pada usia remaja. Karena itulah pada usia remaja, kondisi labil biasa terjadi pada seseorang. Membuat keputusan-keputusan yang salah. Mereka bisa hamil di luar nikah, bisa terlibat narkoba, mengecat rambut, menyendiri, memakai baju yang aneh-aneh, atau masuk klub-klub yang tidak baik.

Tetapi apabila mereka mendapat pendampingan yang benar dari orang tuanya. Orang tua bisa menjadi sahabat bagi anak pada usia yang labil ini. Orang tua bisa memberikan prinsip-prinsip hidup, mengajak mereka ikut seminar-seminar yang membentuk kepribadian, atau kegiatan agama, atau outbon-outbond yang menekankan pembentukan karakter. Maka anak-anak remaja pada usia labil ini bisa belajar dari keputusan-keputusan yang salah, lalu mengambil keputusan baru dengan cara yang benar.

Penemuan lain juga menyatakan bahwa besar kecilnya ukuran otak tidak menjamin semakin baiknya otak tersebut berfungsi. Jadi besarnya otak belum tentu membuat seseorang pandai atau berhasil. Tetapi kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual itu lebih menentukan apakah seseorang berhasil atau tidak.

Karena itu mari kita menjadi orang tua yang bijaksana, membangun keluarga yang kokoh dengan mempersiapkan anak-anak kita, terutama pada usia remaja dengan mengajari mereka prinsip atau filosofi hidup yang benar, dan itu hanya bisa ditularkan apabila orang tua menjadi sahabat bagi anak-anak mereka. Tidak hanya melahirkan dan membesarkanya, tetapi dengan menjadi teman bagi mereka, orang tua bisa bertukar pikiran tentang pandangan hidup. Dan itu akan membuat anak-anak remaja bisa mengambil keputusan yang benar. Mari menjadi bijaksana dengan menjadi teman bagi anak-anak remaja kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar